Friday, December 16, 2011

PEREMPUAN DALAM TRANSFORMASI SOSIAL : Sebuah Kajian Empiris


 Wanita adalah makhluk spesial dengan segala keistimewaannya. Sesuai dengan fitrah dan kodratnya, wanita (baca : perempuan) mengemban tugas khusus dan spesifik yang tak kalah penting sebagaimana kaum laki – laki. Menurut ajaran Islam, wanita adalah tiang masyarakat, karena merekalah yang mendidik generasi tangguh untuk menjadi sosok – sosok pemimpin berkepribadian muslim.
Islam sangat menghargai peran wanita dalam rumah tangga dan sosial sebagai ibu dan perempuan sejati. Jauh sebelum para aktivis feminis tahun 19-an (gerakan “feminisme”) menggembor-gemborkan tentang kesetaraan, Islam telah mendeklarasikan persamaaan hak asasi manusia dan peran serta wanita dalam lingkup sosial 14 abad yang lalu. Islam menempatkan perempuan pada ufuk yang tinggi, bahwa perempuan mendapatkan kesetaraan dalam urusan spiritual, kesetaraan dan kebebasan berpendapat, persamaan hak dan kewajiban belajar, dan hak untuk dilindungi oleh kaum laki – laki.
Diantara peran serta perempuan dalam upaya transformasi sosial itu antara lain :
1.      Peran sosial perempuan sebagai Ibu
2.      Peran sosial perempuan sebagai Istri, dan
3.      Peran sosial perempuan sebagai wanita karier
Dalam Al-Quran surat An- Nisa ayat 9:
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang –orang yang seandainya meninggalkan Dibelakang mereka anak – anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka, oleh karena itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.
Tidak salah kalau Ahmad Syauqi seorang penyair dari lembah Nil pernah berkata: “Al ummu madrasatun iza a’dadtaha sya’ban toyyibal a’raf” (Ibu adalah madrasah apabila engkau mempersiapkan dia berarti engkau mempersiapkan masyarakat yang berkeringat harum).
Pasca meletusnya new era tahun 2000 telah banyak wanita-wanita yang mempunyai karier yang hebat, di segala bidang profesi mereka tampil, namun mereka rela menanggalkan predikat “ibu” demi sebuah karier tanpa memikirkan resikonya.
Fungsi mereka di rumah tangga lebih banyak diganti oleh pembantu, pendidikan anak di rumah banyak dipengaruhi oleh pesawat TV dan buku-buku bacaan yang tidak terseleksi dengan baik. Akibatnya betapa banyak anak yang jadi korban.
Anak adalah penerus bangsa dan juga umat, jika saja pendidikan mereka terganggu maka akan berefek negatif bagi masa depannya dan juga masa depan umat. Karena banyak sekali dampak-dampak negatif yang ditimbulkan dari kurang perhatiannya ibu terhadap anak.
Begitu pula peran perempuan sebagai istri. seorang pria pasti akan lebih memilih wanita yang jujur, setia, selalu ada untuk dirinya dan bertanggungjawab. Sebuah ikatan suci perkawinan adalah satu-satunya jalan untuk meraih posisi seorang perempuan menjadi seorang istri.
Hal lain yang tidak bisa dielakkan adalah kedudukan perempaun sebagai wanita karier. Islam tidak melarang wanita untuk bekerja, akan tetapi syariat kita membolehkan dia untuk bekerja menjadi wanita karir dan mencari nafkah untuk dirinya sendiri atau keluarganya, jika memang keadaan telah mendesak. Atau jika dalam pekerjaannya terdapat maslahat bagi dirinya sendiri atau masyarakat, semisal pekerjaan seperti guru, bidan, dokter  atau profesi yang lain yag sangat dibutuhkan oleh umat. Andai dengan terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi hidup, maka profesi sebagai wanita karir jangan sampai mengorbankan anak dan juga suaminya. Karena itulah tugas aslinya dan juga fitrahnya sebagai wanita muslimah.
Ibu yang baik akan mendidik generasi yang baik pula. Sang ibu akan mendidik anak – anak yang dilahirkan  untuk menjadi muslim yang tangguh, berjiwa besar, yang akan menjadi sosok – sosok pemimpin bangsa – bangsa berperadaban seperti manusia kelak. Karena dari ibulah anak belajar berbicara, dari ibu pula anak belajar berjalan, dan dari ibu pula anak belajar tentang sesuatu kebenaran. Seandainya tokoh kunci ini (baca : ibu) tidak menunaikan tugasnya dengan baik, bisa dibayangkan efeknya seperti yang sudah dirasakan akhir – akhir ini. Bahwa kehancuran umat manusia dimulai dari kehancuran wanita itu sendiri. Betapa banyak bayi – bayi yang lahir tanpa nasab yang jelas dan berapa juta nyawa tak berdosa yang melayang akibat aborsi tiap tahunnya. Dan betapa mengerikan pula kehancuran peradaban manusia yang diakibatkan oleh penyepelean tugas mulia yang justru akan mengangkat derajat wanita  3 kali lebih tinggi daripada pria.
Peran sosial yang relatif berat ini dibebankan ke pundak sang ibu karena Allah sudah membekali wanita (baca:perempuan) dengan beberapa keistimewaannya yang tidak tidak dimiliki makhluk apapun. Diantara keistimewaannya tersebut antara lain, sifat pengasih dan lembut hati pada anak – anak, sifat ketabahan luar biasa, sifat tahan sakit yang amat sangat, bahkan sifat setia tiada tara kepada suami yang dicintainya.
Demikian besar peran dan kedudukan seorang perempuan dalam membangun masyarakat Islam berperadaban sampai – sampai Allah menjanjikan surga yang dibawahnya mengalir sungai – sungai untuk para wanita yang lulus uji menjadi wanita muslimah berkualitas. “karena surga ada di bawah telapak kaki ibu”
NOTE :
Artikel ini merupakan hasil dari renungan penulis tentang problema perempuan yang menggejala dewasa ini.
Berikut referensi yang penulis pakai, agar bisa ditindaklanjuti dan diverifikasi ke-otentik-an naskah / artikel.
,Departemen Negara RI. 2000. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: CV. Diponegoro. 

Fillah, Salim Ahmad. 2009. Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan. Yogyakarta : Pro-U Media.

Uztad Labib Mz. 2006. Aneka Problema Wanita Modern. Surabaya : Bintang Usaha Jaya.