Wanita adalah makhluk spesial dengan segala
keistimewaannya. Sesuai dengan fitrah dan kodratnya, wanita (baca : perempuan)
mengemban tugas khusus dan spesifik yang tak kalah penting sebagaimana kaum
laki – laki. Menurut ajaran Islam, wanita adalah tiang masyarakat, karena merekalah
yang mendidik generasi tangguh untuk menjadi sosok – sosok pemimpin
berkepribadian muslim.
Islam
sangat menghargai peran wanita dalam rumah tangga dan sosial sebagai ibu dan
perempuan sejati. Jauh sebelum para aktivis feminis tahun 19-an (gerakan
“feminisme”) menggembor-gemborkan tentang kesetaraan, Islam telah
mendeklarasikan persamaaan hak asasi manusia dan peran serta wanita dalam
lingkup sosial 14 abad yang lalu. Islam menempatkan perempuan pada ufuk yang
tinggi, bahwa perempuan mendapatkan kesetaraan dalam urusan spiritual, kesetaraan dan
kebebasan berpendapat, persamaan hak dan kewajiban belajar, dan hak untuk
dilindungi oleh kaum laki – laki.
Diantara
peran serta perempuan dalam upaya transformasi sosial itu antara lain :
1.
Peran sosial perempuan sebagai Ibu
2.
Peran sosial perempuan sebagai Istri,
dan
3.
Peran sosial perempuan sebagai wanita
karier
Dalam Al-Quran surat An- Nisa ayat
9:
“Dan
hendaklah takut kepada Allah orang –orang yang seandainya meninggalkan
Dibelakang mereka anak – anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap
kesejahteraan mereka, oleh karena itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.
Tidak salah
kalau Ahmad Syauqi seorang penyair dari lembah Nil pernah berkata: “Al ummu
madrasatun iza a’dadtaha sya’ban toyyibal a’raf” (Ibu adalah madrasah
apabila engkau mempersiapkan dia berarti engkau mempersiapkan masyarakat yang
berkeringat harum).
Pasca meletusnya
new era tahun 2000 telah banyak
wanita-wanita yang mempunyai karier yang hebat, di segala bidang profesi mereka
tampil, namun mereka rela menanggalkan predikat “ibu” demi sebuah karier tanpa
memikirkan resikonya.
Fungsi mereka di
rumah tangga lebih banyak diganti oleh pembantu, pendidikan anak di rumah
banyak dipengaruhi oleh pesawat TV dan buku-buku bacaan yang tidak terseleksi
dengan baik. Akibatnya betapa banyak anak yang jadi korban.
Anak adalah
penerus bangsa dan juga umat, jika saja pendidikan mereka terganggu maka akan
berefek negatif bagi masa depannya dan juga masa depan umat. Karena banyak
sekali dampak-dampak negatif yang ditimbulkan dari kurang perhatiannya ibu
terhadap anak.
Begitu pula
peran perempuan sebagai istri. seorang pria pasti akan lebih memilih wanita
yang jujur, setia, selalu ada untuk dirinya dan bertanggungjawab. Sebuah ikatan
suci perkawinan adalah satu-satunya jalan untuk meraih posisi seorang perempuan
menjadi seorang istri.
Hal lain yang
tidak bisa dielakkan adalah kedudukan perempaun sebagai wanita karier. Islam
tidak melarang wanita untuk bekerja, akan tetapi syariat kita membolehkan dia
untuk bekerja menjadi wanita karir dan mencari nafkah untuk dirinya sendiri
atau keluarganya, jika memang keadaan telah mendesak. Atau jika dalam pekerjaannya
terdapat maslahat bagi dirinya sendiri atau masyarakat, semisal pekerjaan
seperti guru, bidan, dokter atau profesi yang lain yag sangat dibutuhkan
oleh umat. Andai dengan terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi hidup, maka
profesi sebagai wanita karir jangan sampai mengorbankan anak dan juga suaminya.
Karena itulah tugas aslinya dan juga fitrahnya sebagai wanita muslimah.
Ibu yang baik
akan mendidik generasi yang baik pula. Sang ibu akan mendidik anak – anak yang
dilahirkan untuk menjadi muslim yang
tangguh, berjiwa besar, yang akan menjadi sosok – sosok pemimpin bangsa –
bangsa berperadaban seperti manusia kelak. Karena dari ibulah anak belajar
berbicara, dari ibu pula anak belajar berjalan, dan dari ibu pula anak belajar
tentang sesuatu kebenaran. Seandainya tokoh kunci ini (baca : ibu) tidak
menunaikan tugasnya dengan baik, bisa dibayangkan efeknya seperti yang sudah
dirasakan akhir – akhir ini. Bahwa
kehancuran umat manusia dimulai dari kehancuran wanita itu sendiri. Betapa
banyak bayi – bayi yang lahir tanpa nasab yang jelas dan berapa juta nyawa tak
berdosa yang melayang akibat aborsi tiap tahunnya. Dan betapa mengerikan pula
kehancuran peradaban manusia yang diakibatkan oleh penyepelean tugas mulia yang
justru akan mengangkat derajat wanita 3
kali lebih tinggi daripada pria.
Peran sosial
yang relatif berat ini dibebankan ke pundak sang ibu karena Allah sudah
membekali wanita (baca:perempuan) dengan beberapa keistimewaannya yang tidak
tidak dimiliki makhluk apapun. Diantara keistimewaannya tersebut antara lain,
sifat pengasih dan lembut hati pada anak – anak, sifat ketabahan luar biasa,
sifat tahan sakit yang amat sangat, bahkan sifat setia tiada tara kepada suami
yang dicintainya.
Demikian besar
peran dan kedudukan seorang perempuan dalam membangun masyarakat Islam
berperadaban sampai – sampai Allah menjanjikan surga yang dibawahnya mengalir
sungai – sungai untuk para wanita yang lulus uji menjadi wanita muslimah
berkualitas. “karena surga ada di bawah telapak kaki ibu”
NOTE :
Artikel ini merupakan hasil dari renungan penulis tentang problema
perempuan yang menggejala dewasa ini.
Berikut
referensi yang penulis pakai, agar bisa ditindaklanjuti dan diverifikasi
ke-otentik-an naskah / artikel.
,Departemen Negara RI.
2000. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: CV. Diponegoro.
Fillah,
Salim Ahmad. 2009. Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan. Yogyakarta :
Pro-U Media.
Uztad
Labib Mz. 2006. Aneka Problema Wanita Modern. Surabaya : Bintang Usaha
Jaya.